Menurut Pram, ia banyak melakukan kesalahan sendiri yang sangat merugikan saat meladeni senior mereka.
"Tadi memang bermain rubber tapi tidak terlalu ramai karena kami banyak eror," kata Pram saat ditemui setelah pertandingan.
Sementara itu Yere juga menyesali kekalahannya rasa sakit yang masih terasa hingga pertandingan babak pertama turnamen berkategori BWF Super 500 ini.
Padahal Pram/Yere berniat untuk comeback secara optimal setelah sempat absen berbulan-bulan karena cedera kaki yang dialami Yere dari Indonesia Masters tahun lalu.
"Tadi di gim pertama terasa otot paha belakang seperti tertarik, makanya sempat minta Pram untuk bantu di (posisi) belakang. Di gim kedua makin terasa sakitnya, jadi permainan saya tidak keluar," ujar Yere.
Baca juga: Fajar/Rian manfaatkan cedera Yeremia untuk menangi babak pertama
Akibat belum pulih sempurna, Yere sempat mendapat dua kali penanganan medis pada gim kedua dan ketiga. Permainan Yere pun tidak bisa berkembang akibat menahan rasa sakit.
Meski sudah berjuang keras, namun Pram/Yere harus mengakui keunggulan ganda putra peringkat satu dunia dengan skor akhir 21-18, 14-21, 10-21 setelah berjuang 48 menit.
Sebagai rekan main, Pram tetap berusaha memberikan dukungan kepada Yeremia agar tetap berjuang sampai akhir. Bahkan ia menilai pertandingan tiga gim hari ini merupakan kemajuan dari pertandingan kontra rekan senegara di Malaysia Open yang berakhir hanya dengan dua gim.
"Cukup ada kemajuan karena kami kalah rubber game. Kalau saya pribadi pasti menyemangati partner, bagaimana pun dia teman main. Kami juga berusaha beradaptasi dengan kondisi. Dulu kami mengandalkan kecepatan, kalau sekarang mungkin main taktis dan lebih mempelajari lawan," kata Pram.
Baca juga: Gemuruh Istora dorong Hendra/Ahsan bangkit di Indonesia Masters 2023
Baca juga: Menanti gemuruh Istora pada Indonesia Masters 2023
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023